Welcome to my blog, hope you enjoy reading
RSS

Pages

Sabtu, 20 Oktober 2012

sejarah pendidikan islam





PEMBAHASAN
A.    Factor Penyebab Lahirnya Universitas Islam

Mehdi Nakosteen[1], mengemukakan bahwa transformasi peradaban Islam ke Peradaban Barat khususnya dalam ilmu Pengetahuan setidaknya terbangun melalui 2 saluran utama.
1.      Melalui para mahasiswa dan cendikiawan dari Eropa Barat yang belajar di sekolah-sekolah tinggi dan universitas-universitas Spanyol.
2.      Melalui terjemahan karya Muslim dari sumber-sumber berbahasa Arab .
Banyak pemuda Eropa yang belajar di universitas-unniversitas Islam di Spanyol seprti Cordoba, Sevilla, Malaca, Granada dan Salamanca. Selama belajar di universitas- universitas tersebut, mereka aktif menterjemahkan buku-buku karya ilmuwan muslim. Pusat penerjemahan itu adalah Toledo. Setelah mereka pulang ke negerinya, mereka mendirikan sekolah dan universitas yang sama.
Universitas yang pertama kali berada di Eropa ialah Universitas Paris yang didirikan pada tahun 1213 M dan pada akhir zaman pertengahan di Eropa baru berdiri 18 universitas. Pada universitas tersebut diajarkan ilmu- ilmu yang mereka peroleh dari universitas Islam seperti ilmu kedokteran, ilmu pasti dan ilmu filsafat. Tidak sedikit universitas-universitas mencetak sarjana yang handal seperti: Seorang sarjana Eropa, petrus Alfonsi (1062 M) belajar ilmu kedokteran pada salah satu fakultas kedokteran di Spanyol dan ketika kembali ke negerinya Inggris ia diangkat menjadi dokter pribadi oleh Raja Henry I (1120 M). Selain menjadi dokter, ia bekerja sama dengan Walcher menyusun mata pelajaran ilmu falak berdasarkan pengetahuan sarjan dan ilmuwan muslim yang didapatnya dari spanyol. Demikin juga dengan Adelard of Bath (1079-1192 M) yang pernah belajar pula di Toledo dan setelah ia kembali ke Inggris, ia pun menjadi seorang sarjana yang termasyhur di negaranya.
Banyak sarjana-sarjana muslim yang berjasa karena telah meneliti dan mengembangkan ilmu pengetahuan, bahkan karya mereka diterjemahkan ke dalam bahasa Eropa meskipun ironisnya diakui sebagai karya mereka sendiri. Akibat atau pengaruh dari perkembangan ilmu pengetahuan Islam ini menimbulkan kajian filsafat Yunani di Eropa secara besar-besaran dan akhirnya menimbulkan gerakan kebangkitan atau renaissans pada abad ke-14. berkembangnya pemikiran yunani ini melalui karya-karya terjemahan berbahasa arab yang kemudian diterjemahkan kembali ke dalam bahasa latin. Disamping itu, Islam juga membidangi gerakan reformasi pada abad ke-16 M, rasionalisme pada abad ke-17 M, dan aufklarung atau pencerahan pada abad ke-18 M.
Kendala yang paling besar adalah dari persoalan teologis, yaitu doktrin Kristen yang telah lama didominasi oleh penafsiran kaum gereja yang sering kali berbenturan dengan realitas dan norma-norma ilmu pengetahuan sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya.
Banyak faktor yang mendukung terjadinya transformasi intelektual, baik dari faktor internal ataupun eksternal. Adapun faktor internal adalah sifat inklusifitas umat Islam dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Dari segi eksternal menurut Nakosteen menyatakan bahwa setidak-tidaknya ada empat faktor yang ikut mendukung terjadinya penyebaran kebudayaan klasik ke dunia Islam yang kemudian di transformasi lagi ke dunia Barat[2]. Keempat faktor tersebut adalah:
1.      Terpecahnya beberapa institusi Kristen Ortodoks sekte Nestorian dan Monophysite dengan Gereja Induk, dengan alasan perbedaan doktrinal yang mengakibatkan banyak kaum intelektual kedua sekte tersebut dikucilkan bahkan terlempar dari unsur kegerejaan. Dari ilmuwan kedua sekte tersebut,umat Islam kemudian mengenal ilmu pengetahuan Helenisti, terutama ilmu kedokteran, matematika, astronomi, teknologi dan filsafat.
2.      Penaklukan Alexander Agung juga ikut menjadi penyebab tersebarnya ilmu pengetahuan dan kebudayaan Yunani ke Persia dan India  yang kemudian kedua negara ini menjadi wilayah kekuasaan Islam.
3.      Adanya pengembangan kurikulum studi yang memadukan ilmu pengetahuan India, Grecian, Syiria, Helenistik, Habrew dan Zoroastrian. Termasuk menerjemahkan ilmu pengetahuan dan filsafat klasik Yunani ke dalam bahasa Pahlevi dan Syiria yang kemudian di sebarkan ke dunia Islam dan Barat.
4.      Adanya peranan para penerjemah Hebrew (Yahudi) yang telah menerjemahkan karya-karya Yunani ke dalam bahasa Hebrew dan Arab dan sebaliknya setelah Islam memiliki kebudayaan yang demikian tinggi.
Samsul Nizar[3] menyebutkan bahwa penyebaran pengeahuan islam terjadi melalui jalur perdagangan, pendidikan dan penerjemahan karya-karya muslim ke dalam bahasa Latin.
B.     Universitas Abad Pertengahan
1)           Universitas al-Azhar di Mesir. Universitas ini didirikan oleh Jawhar al-Siqili[4], Panglima Perang Khalifah al-Mu’iz liDinillah pada tahun 470 M. Penamaan al-Azhar dinisbatkan pada Fatimah al-Zahra, puteri Rasulullah yang mempunyai hubungan nasab dengan Bani Fathimiyyah dan Istri Ali bin Abi Thalib, Imam pertama Syiah[5].
Pada mulanya, universitas al-Azhar adalah lembaga pendidikan masjid. Pada tahun 988 M/378 H, Ibn Kals melakukan inovasi atas lembaga tersebut sehingga berubah menjadi lembaga pendidikan yang lebih sistematis dan terprogram. Hingga sekarang, al-Azhar menjadi ‘mercusuar’ bagi semua universitas Islamdi dunia.Pada awal perkembangannya, Universitas Al-Azhar sempat dijadikan lembaga propaganda oleh kelompok Syi’ah guna mempertahankan doktrin teologisnya. Setelah mengalami perubahan yang revolusioner, Universitas al-Azhar kemudian dikuasai oleh kelompok Sunni. Keadaan ini terus bertahan hingga sekarang. Titik balik perubahan revolusioner tersebut terjadi ketika Muhammad Ibn‘Abdullah memimpin universitas tersebut. Pada masa itu, sistem Syaikhal-Azhar kemudian dikenalkan. Dengan sistem inilah Universitas al-Azhar kemudian terbebas dari dominasi para penguasa dan dari pengaruh politik
2)           Universitas al-Zaitunah di Tunis [6]dibangun pertama kali pada tahun 732 M/114 H oleh ‘Abdullah Ibn Habhab. Kemudian, pembangunannya disempurnakan oleh Abu al-‘Abbas Muhammad Ibn Aghlab pada masa pemerintahan al-Mu’tasim.Universitas yang terletak di tengah kota Tunis ini berperan amatstrategis bagi pengembangan keilmuan Islam
3)      Universitas al-Qarawiyyin di Fez[7]. Universitas al-Qarawiyyin terletak di sisi barat, dan dapat dianggap sebagai tandingan bagi universitas al-Azhar yang berada di sisi timur. Para peneliti berpendapat bahwa Universitas al-Qarawiyyin merupakan universitas paling tua pada abad pertengahan. Pada perkembangan berikutnya,Universitas al-Qarawiyyin dikembangkan menjadi universitas Islam dengan model Barat, seperti halnya Universitas al-Zaitunah di Tunis Kini universitas yang terletak di Fez itu dapat dipandang sebagai model bagi demokratisasi pendidikan di universitas Islam.
C.    Universitas Cordova di Andalusia[8]. Universitas ini merupakan peningggalan yang paling cemerlang di antara warisan Daulah Umayyah di Andalusia adalah Masjid Jami’ Cordova. Masjid itu dibangun tahun 786 M/170 H. oleh ‘Abd al-Rahman al-Dakhil. Kemudian, secara bertahap, masjid tersebut berkembang menjadi universitas yang megah. Namun, kemegahan itu hilang setelah Raja Ferdinando III mengubahnya menjadi gereja pada tahun 1236 M. Perubahan secara paksa itu tentunya merupakan peristiwa yang paling menyedihkan dalam sejarah pendidikan Islam
D.    System Pendidikan dan Kontribusi Intelektual Universitas Islam

Perkembangan ilmu pengetahuan dalam dunia islam diabad pertengahan jelas didukung oleh adanya kekuatan system pendidikan islam yang integral dan dinamisa. Sehingga mampu menghasilkan cendekiawan-cendekiawan besar pada hampir di segala bidang keilmuan. Hal inilah yang pada akhirnya dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di masa-masa selanjutnya terutama di barat. Disamping itu, dinamikan yang demikian masih terbungkus dengan akhlak islami yang diperlihatkan, baik oleh guru maupun muridnya. Inilah sesungguhnya kekuatan dan fleksibelitas pendidikan islam abad pertengahan yang demikian kondusif bagi pengembangan pertahanan peradaban umat manusia.
Perkembangan ilmu pengetahuan yang dihasilkan oleh para ilmuan muslim telah melahirkan karya besar diberbagai bidang keilmuan yang menjadi referensi bagi ilmuan barat pada masa selanjutnya. Di antara salah satu karya-karya tersebut adalah dibidang pendidikan[9], yaitu: Ghabus Namah (kumpulan nasihat moral dan pendidikan) oleh Amir Kaikawus Ibn Iskandar Ibn Ghabus’i Washmgir Ibn Ziar, Syiyarat Namah (buku politik pemerintah) oleh Zinam Al-Mulk, Gulistan dan Bustan (tentang moral dan keadilan) oleh Sa’di, Fatihat Al-Ulum (tentang persoalan-persolan seputar keutamaan ilmu pengetahuan) oleh Al-Ghazali, dan sebagainya.
Kontribusi intelektual islam dalam hal keilmuan tidak terbatas di dalam bidang pendidikan saja. Kontribusi intelektual islam juga meliputi bidang-bidang keilmuan lainnya[10], seperti :
1.      Astronomi
Dalam literatur islam astronom disebut ilmu falak. Bidang ilmu ini merupakan bidang ilmu yang paling menarik para ilmuan muslim disamping bidang ilmu matematika. Hal ini disebabkan karena kedua bidang ilmu tersebut sangat mendukung peribadatan islam, seperti dalam menentukan awal dan akhir bulan ramadhan, hari raya idul fitri, hari raya idul adha, dan sebagainya. Diantara para ahli astronomi muslim yang tersohor adalah: Al-Batani (Ia termasuk dalam 20 besar ahli astronomi penting dunia), Abul Wefa (Ia orang yang menemukan kemiringan bulan), Hassan Ibn Haitam (penemu optic yang menjadi dasar teropong Roger Bacon dan Kepler, dan sebagainya.
2.      Matematik
Ilmu matematika dalam bahasa arab disebut aljabar (perhitungan), sedangkan istilah algoritme adalah berasal dari nama penemunya yaitu Al-Khawarizmi, yang memiliki nama lengkap Muhammad bin Musa bin Khawarizmi. Ia merupakan salah satu ahli matematika muslim terkenal di masa khalifah Al-Mamun, yang menulis buku aljabar yang berjudul Al-Jabr Wal Makalala (perhitungan dan symbol).
3.      Fisika
Ilmu fisika juga berhubungan erat dengan ilmu astronomi. Sehingga karya-karya tentang optic yang ditemukan oleh Hassan Ibn Haitam (965-1039 M) dijadikan dasar bagi bangunan ilmu fisika, yakni dasar bagi Bacon dan Kepler dalam penemuan Teropong, Teleskop maupun Mikroskop dan dasar dari Fotografi.
4.      Kimia
Meskipun bangsa yunani telah mengenal sejumlah zat kimia, namun mereka tidak tahu apa-apa mengenai subtansi unsure-unsur zat kimia, seperti: Alkohol, Asam Sulfur, Acqua Regina, Maupun Asam Nitrat. Orang arablah yang menemukan itu semua, yang bersamaan dengan penemuan Potasium, Asam Moniak, Nitrat Perak, Sublimat korosif, dan Preparasi Mercuri. Maka, tidak heran jika berbagai istilah penting dalam kimia juga berasal dari bahasa arab, seperti; Alkohol, Alembrik, Alkali, Eliksir, dan Kimia itu sendiri. Salah satu ilmuan muslim dibidang kimia adalah Abu Musa Jakfar Al-Kufi.
5.      Hayat Ilmu
Dalam bidang ilmu hayat, bangsa arab tidak berpuas diri dengan hasil dari penerjemahan karya-karya bangsa yunani. Bangsa arab pun melakukan kajian dan observasi sendiri secara intensif. Sehingga tidak heran jika mereka berhasil memperkaya daftar macam-macam tumbuhan yang tercantum dalam “Daftar Dioscorides” yang berisi sekitar 2000 spesies. Farmapodia atau sejenis ensiklopedia tetumbuhan obat yang disusun bngsa arab muslim berisi berbagai macam tumbuhan dan bahan-bahan obat yang belum di kenal bangsa yunani, seperti: kaper, daun senna, tamarin, kasia, dan mauna.
6.      Kedokteran
Salah seorang ahli kedokteran muslim yang sangat terkenal di dunia barat adalah Abu Ali al-Hussein Ibn Abdallah Ibn Sina, yang lebih dikenal sebagai Ibnu Sina atau Avicenna. Bukunya yang berjudul Canun Fi’l Tib atau petunjuk tentang kedokteran, diterbitkan dalam bahasa arab di Roma pada tahun 1953. Buku tersebut berisi tentang 5 hal, yaitu fisiologi, kebersihan, patologi , pengambilan terapi, dan materi pengobatan. Selain itu Ibn zohr juga merupakan salah seorang ahli kedokteran yang terkenal karena dialah yang telah memperkenalkan aspek hukum dalam observasi bidang kedokteran dan ia juga menemukan bahwa kekeuatan dari jenis penyakit tertentu. Kemudian Ibn Nafis dari siria yang pada tahun 1289 telah berhasil mempertontonkan sistem sirkulasi darah secara akurat, tiga ratus tahun sebelum Servert, seorang dokter kebangsaan Portugis yang selama ini dianggap sebagai penemu pertama.
7.      Filsafat
Ibn Sina atau Avicenna juga merupakan seorang ahli filsafat. Ia telah membentuk sistem keilmuan dan pandangan filsafat skolastiknya secara gamblang. Adapun karya-karya utamanya adalah Kitab Al-Shifa (buku tentang kesehatan), Al-hidayah Fi’il Hikinat (Petunjuk ke arah ke bijaksanaan), Kitab Al- Isharat Wa’l Tanbihat ( pegangan bagi pengajaran dan peringatan) dsb. Upaya penerjemahan karya-karyanya dimulai sejak abad XII dan semanjak itu pula lah pikiran-pikirannya menyeruak ke para pemikir eropa. Sementara itu Abdul Wahid Muhammad Ibn Rushd atau Averroes dalam banyak hal lebih berpengaruh ketimbang Avicenna, berkat bukunya yanng mengomentari karya filsafat aristoteles.
8.      Sastra
Para ilmuan muslim juga memberikan kontribusi yang besar terhadap dunia Barat di bidang sastra. Hal ini terbukti dari hasil kajian Asian Palacios atas karya-karya surealism dalam islam dan atas buku La Devina Comedia karya Dante Aleghery yang menyimpulkan bahwa Dante telah mendapat pengaruh yang besar dari karya mistik muhyidin Ibn Arabi maupun penyair buta Abul Ala Al-Maari. Sedangkan novel bernilai filsafat dari Ibn Tufail, Hayy Ibn Haqzan ( hidup sang putra waspada) telah diterjemahkan ke dalam bahasa latin oleh Edward Pococke pada tahun 1671 dan buku inilah yang mengilhami Daniel Defoe dengan kisahnya Robinson Crusoe.
9.      Geografi dan Sejarah
Orang arab dikenal gemar mengarungi ruang dan waktu yang relatif luas dalam melaksanakan perdagangan antar kawasan maupun antar pulau dan antar benua. Oleh karena itu mereka harus menguasai geografi maupun sejarah setiap kawasan yang akan di jelajahi. Hal inilah yang menjadi latar belakang buat mereka untuk menekuni ilmu-ilmu geografis maupun sejarah. Dalam bukunya yang berbahasa inggris berjudul Golden Pastures, Hasan Ali Al-Masudi memaparkan gambaran lengkap tentang setiap negeri yang pernah dikunjunginya pada pertengahan abad ke-10. Bahkan sejarah menunjukkan bahwa selama lebih dari tiga abad para ahli kartografi Eropa senantiasa mengutip karya-karya geografi muslim, seperti karya Nasrudin Tusi maupun hasil observasi Al-Koshaji yang telah berhasil menuyusun hasil petualangannya di Cina dan mengoreksi perhitungan garis lintang bumi maupun ukuran bumi. Sedangkan di bidang sejarah, Ibn Miskawaih merupakan seorang sejarawan muslim terkenal yang meninggal pada tahun 1030. Dalam bukunya yang berjudul tajarib Al-Umam ( pengalaman bangsa), ia memaparkan kisah sejarah tentang persia dan Arab sampai dengan masa hidupnya dan menyatakan bahwa penyerbuan Arab atas Persia telah terjadi sejak jauh sebelum islam lahir.
10.  Sosiologi dan Ilmu politik
Ibn Khaldun (1332-1406 M) merupakan pemikir filsafat sosiologi dan sejarah yang terkenal dalam peradaban barat. Salah satu bukunya yang disebut sebagai Prolegomena membahas refleksi umum sejarah manusia dan berbagai macam peradaban manusia sebagai hasil dari perbedaan iklim, kehidupan kaum pengembara maupun yang telah menetap dan istiadat atau latar belakang peradaban yang berbeda, termasuk kelembagaan sosial, ilmu pengetahuan dan seni yang mereka kembangkan. Sementara, Al-farabi menulis buku yang sangat terkenal tentang filsafat polotik yang beerjudul Madinatul Fadhilah. Dalam buku tersebut, ia menyatakan bahwa pemimpin suatu negara harus mampu memberikan jaminan agar penduduknya mencapai kehidupan yang sejahtera baik di dunia maupun di akhirat. Untuk itu negara harus di pimpin oleh seorang kepala negara yang memiliki kualitas sempurna, yakni: 1) Tinggi kecerdasannya; 2) kuat ingatan; 3) fasih berbicara; 4) rajin bekerja; 5) sederhana; 6) luhur budi; 7) adil; 8) teguh pendirian dan 9) konsisten dalam niat berprestasi.
11.  Arsitektur dan Seni Rupa
Arsitektur muslim tampak dalam bentuk istana maupun masjid yang gemerlapan yang dikemudian hari berpengaruh pada seni bangunan gereja pada abad pertengahan di eropa. Seperti pengaruh arsitektur masjid di Cordova terhadap gereja katedral Notre Dane du Puy dalam wujud lengkungan susun tiga, cuping ganda, lengkungan sepatu kuda maupun unsur dua warna yang merupakan ciri masjid di cordova.
12.  Music
Seorang musikus muslim bernama Abul hasan Ali Ibn Nafis atau sering dipanggil Ziriyab telah mendirikan konservatorium musik-musik Andalusia. Sejak itu teori musik mulai dikembangkan oleh Al-farabi, yang menulis kitab Al-Musiki(pegangan musik), dan dengan menggunakan prinsip-prinsip ilmu matematika dan fisika para penulis musik mampu memberi penjelasan secara ilmiah tentang suara dan bagaaimana mendorong pembuatan instrumen musik lebih lanjut, seperti gitar, seruling, tambur, prototipe piano, organ dan sebagainya diperkenalkan ke semenanjung Iberia dan Eropa Barat.
Dalam bukunya Samsul Nizar[11] juga menjelaskan kontribusi intelektual islam terhadap dunia barat, yaitu :
1.      Memperkaya kurikulum pendidikan barat khususnya diwilayah eropa barat laut yang muncur karena adanya proses penerjemahan karya-karya umat islam diberbagai bidang ilmu. Diantara karya-karya yang ditejemahkan ialah, karya Avicena (Ibnu Sina) dibidang ilmu kedokteran, bahkan karya Ibnu Sina digunakan sebagai teks utama dilembaga pendidikan barat sampai abad ke-17.
2.      Telah diperkenalkannya system notasi dan desimal oleh para ilmuan muslim ke dunia barat.
3.      Umat islam telah memberikan model bentuk rumah sakit, sanitasi, serta makanan yang sehat dan bergizi kepada barat.
4.      Umat islam telah membidani lahirnya gerakan-gerakan yang sangat berpengaruh terhadap kemajuan dunia barat, yakni:
a.       Renaissance (kebangkitan kembali), awalnya kebudayaan Renaissance adalah kebudayaan Yunani klasik pada abad ke-14 M, mula-mula di Italia, Kemudian merambat keseluruh Eropa.
b.      Gerakan pembaharuan agama Kristen mulai abad ke-8 M dan memuncak pada abad ke-16 M dengan reformator-reformator: Luther, Zwingli, dan Calvin.
c.       Rasionalisme pada abad ke-17 M yang dipimpin oleh duatokohnya Rane Dascartes (1596-1650) dari inggris dan John Locke (1632-1704) dari Perancis.
d.      Aufklarung (Pencerahan), pada abad ke-18, tokoh-tokohnya yaitu: Voltaire (1698-1778), D. Diderot (1713-1784), Baronde Montrsque (1689-1775), dari Perancis, G. W. Leibniz (1646-1716) dari Jerman, dan M. V. Lomonossov (1711-1765) dari Rusia.
fakta sejarah menyatakan bahwa universitas Islam pada abad pertengahan mempunyai kontribusi yang besar bagi pengembangan dunia intelektual masyarakat Muslim secara keseluruhan. Kontribusi itu tidak terlepas dari tiga fungsi perguruan tinggi, yaitu sebagai Pewaris kebudayaan, sebagai fasilitator bagi perkembangan individu dan sebagai pelayanan umum


KESIMPULAN
















DAFTAR PUSTAKA
1.    Nakosteen Mehdi, Kontribusi Islam Atas Dunia Intelektual Barat: Diskrepsi Analisis Abad Keemasan Islam, Surabaya: Raiasalah Gusti,1996,
2.    Nizar Samsul, Sejarah dan Pergolakan Pemikiran Pendidikan Islam, Jakarta, Quantum Teching, 2005,
3.    Fauzan, Suwito, Sejarah Sosial  Pendidikan Islam, Jakarta, 2005, Prenada Media Group
4.    Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta, Grafindo Persada, 1998,
6.    Stanton Charles Michael, Pendidikan Tinggi Dalam Islam, Jakarta, logos publishing house, 1994
7.    http,www. Transformasi dan kontribusi Intelektual Islam Atas Dunia Barat.com (di download pada hari senin 30 april 2012)

















[1] Nakosteen , Mehdi, Kontribusi Islam Atas Dunia Intelektual Barat: Diskrepsi Analisis Abad Keemasan Islam, Surabaya: Raiasalah Gusti,1996, hal 15

[2] Nizar Samsul, Sejarah dan Pergolakan Pemikiran Pendidikan Islam, Jakarta, Quantum Teching, 2005, hal 22
[3] ibid
[4] Fauzan, Suwito, Sejarah Sosial  Pendidikan Islam, Jakarta, 2005, Prenada Media Group, hal 179
[5] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta, Grafindo Persada, 1998, hal 282.
[7] Ibid.
[8] Ibid
[9] Stanton Charles Michael, Pendidikan Tinggi Dalam Islam, Jakarta, logos publishing house, 1994, hal 209
[10] http,www. Transformasi dan kontribusi Intelektual Islam Atas Dunia Barat.com (di download pada hari senin 30 april 2012)
[11] Nizar samsul, ob cit, hal 29

0 komentar:

Posting Komentar