PEMBAHASAN
A.
Factor Penyebab Lahirnya Universitas Islam
Mehdi
Nakosteen[1],
mengemukakan bahwa transformasi peradaban Islam ke Peradaban Barat khususnya
dalam ilmu Pengetahuan setidaknya terbangun melalui 2 saluran utama.
1. Melalui
para mahasiswa dan cendikiawan dari Eropa Barat yang belajar di sekolah-sekolah
tinggi dan universitas-universitas Spanyol.
2. Melalui
terjemahan karya Muslim dari sumber-sumber berbahasa Arab .
Banyak
pemuda Eropa yang belajar di universitas-unniversitas Islam di Spanyol seprti
Cordoba, Sevilla, Malaca, Granada dan Salamanca. Selama belajar di universitas-
universitas tersebut, mereka aktif menterjemahkan buku-buku karya ilmuwan
muslim. Pusat penerjemahan itu adalah Toledo. Setelah mereka pulang ke
negerinya, mereka mendirikan sekolah dan universitas yang sama.
Universitas
yang pertama kali berada di Eropa ialah Universitas Paris yang didirikan pada
tahun 1213 M dan pada akhir zaman pertengahan di Eropa baru berdiri 18
universitas. Pada universitas tersebut diajarkan ilmu- ilmu yang mereka peroleh
dari universitas Islam seperti ilmu kedokteran, ilmu pasti dan ilmu filsafat.
Tidak sedikit universitas-universitas mencetak sarjana yang handal seperti:
Seorang sarjana Eropa, petrus Alfonsi (1062 M) belajar ilmu kedokteran pada
salah satu fakultas kedokteran di Spanyol dan ketika kembali ke negerinya
Inggris ia diangkat menjadi dokter pribadi oleh Raja Henry I (1120 M). Selain
menjadi dokter, ia bekerja sama dengan Walcher menyusun mata pelajaran ilmu
falak berdasarkan pengetahuan sarjan dan ilmuwan muslim yang didapatnya dari
spanyol. Demikin juga dengan Adelard of Bath (1079-1192 M) yang pernah belajar
pula di Toledo dan setelah ia kembali ke Inggris, ia pun menjadi seorang sarjana
yang termasyhur di negaranya.
Banyak
sarjana-sarjana muslim yang berjasa karena telah meneliti dan mengembangkan
ilmu pengetahuan, bahkan karya mereka diterjemahkan ke dalam bahasa Eropa
meskipun ironisnya diakui sebagai karya mereka sendiri. Akibat atau pengaruh
dari perkembangan ilmu pengetahuan Islam ini menimbulkan kajian filsafat Yunani
di Eropa secara besar-besaran dan akhirnya menimbulkan gerakan kebangkitan atau
renaissans pada abad ke-14. berkembangnya pemikiran yunani ini melalui
karya-karya terjemahan berbahasa arab yang kemudian diterjemahkan kembali ke
dalam bahasa latin. Disamping itu, Islam juga membidangi gerakan reformasi pada
abad ke-16 M, rasionalisme pada abad ke-17 M, dan aufklarung atau pencerahan
pada abad ke-18 M.
Kendala
yang paling besar adalah dari persoalan teologis, yaitu doktrin Kristen yang
telah lama didominasi oleh penafsiran kaum gereja yang sering kali berbenturan
dengan realitas dan norma-norma ilmu pengetahuan sebagaimana yang telah
diuraikan sebelumnya.
Banyak
faktor yang mendukung terjadinya transformasi intelektual, baik dari faktor
internal ataupun eksternal. Adapun faktor internal adalah sifat inklusifitas
umat Islam dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Dari segi eksternal menurut
Nakosteen menyatakan bahwa setidak-tidaknya ada empat faktor yang ikut
mendukung terjadinya penyebaran kebudayaan klasik ke dunia Islam yang kemudian
di transformasi lagi ke dunia Barat[2].
Keempat faktor tersebut adalah:
1. Terpecahnya
beberapa institusi Kristen Ortodoks sekte Nestorian dan Monophysite dengan
Gereja Induk, dengan alasan perbedaan doktrinal yang mengakibatkan banyak kaum
intelektual kedua sekte tersebut dikucilkan bahkan terlempar dari unsur
kegerejaan. Dari ilmuwan kedua sekte tersebut,umat Islam kemudian mengenal ilmu
pengetahuan Helenisti, terutama ilmu kedokteran, matematika, astronomi,
teknologi dan filsafat.
2. Penaklukan
Alexander Agung juga ikut menjadi penyebab tersebarnya ilmu pengetahuan dan
kebudayaan Yunani ke Persia dan India yang kemudian kedua negara ini menjadi wilayah
kekuasaan Islam.
3. Adanya
pengembangan kurikulum studi yang memadukan ilmu pengetahuan India, Grecian,
Syiria, Helenistik, Habrew dan Zoroastrian. Termasuk menerjemahkan ilmu pengetahuan
dan filsafat klasik Yunani ke dalam bahasa Pahlevi dan Syiria yang kemudian di
sebarkan ke dunia Islam dan Barat.
4. Adanya
peranan para penerjemah Hebrew (Yahudi) yang telah menerjemahkan karya-karya
Yunani ke dalam bahasa Hebrew dan Arab dan sebaliknya setelah Islam memiliki
kebudayaan yang demikian tinggi.
Samsul Nizar[3]
menyebutkan bahwa penyebaran pengeahuan islam terjadi melalui jalur
perdagangan, pendidikan dan penerjemahan karya-karya muslim ke dalam bahasa
Latin.
B.
Universitas
Abad Pertengahan
1)
Universitas al-Azhar di Mesir. Universitas ini didirikan oleh Jawhar
al-Siqili[4],
Panglima Perang Khalifah al-Mu’iz liDinillah pada tahun 470 M. Penamaan
al-Azhar dinisbatkan pada Fatimah al-Zahra, puteri Rasulullah yang mempunyai
hubungan nasab dengan Bani Fathimiyyah dan Istri Ali bin Abi Thalib, Imam
pertama Syiah[5].
Pada mulanya, universitas al-Azhar adalah lembaga pendidikan
masjid. Pada tahun 988 M/378 H, Ibn Kals melakukan inovasi atas lembaga
tersebut sehingga berubah menjadi lembaga pendidikan yang lebih sistematis dan
terprogram. Hingga sekarang, al-Azhar menjadi ‘mercusuar’ bagi semua
universitas Islamdi dunia.Pada awal perkembangannya, Universitas Al-Azhar
sempat dijadikan lembaga propaganda oleh kelompok Syi’ah guna mempertahankan
doktrin teologisnya. Setelah mengalami perubahan yang revolusioner, Universitas
al-Azhar kemudian dikuasai oleh kelompok Sunni. Keadaan ini terus bertahan
hingga sekarang. Titik balik perubahan revolusioner tersebut terjadi ketika
Muhammad Ibn‘Abdullah memimpin universitas tersebut. Pada masa itu, sistem
Syaikhal-Azhar kemudian dikenalkan. Dengan sistem inilah Universitas al-Azhar
kemudian terbebas dari dominasi para penguasa dan dari pengaruh politik
2)
Universitas al-Zaitunah di Tunis [6]dibangun pertama kali pada tahun 732
M/114 H oleh ‘Abdullah Ibn Habhab. Kemudian, pembangunannya disempurnakan oleh
Abu al-‘Abbas Muhammad Ibn Aghlab pada masa pemerintahan
al-Mu’tasim.Universitas yang terletak di tengah kota Tunis ini berperan
amatstrategis bagi pengembangan keilmuan Islam
3) Universitas
al-Qarawiyyin di Fez[7]. Universitas al-Qarawiyyin terletak
di sisi barat, dan dapat dianggap sebagai tandingan bagi universitas al-Azhar
yang berada di sisi timur. Para peneliti berpendapat bahwa Universitas al-Qarawiyyin
merupakan universitas paling tua pada abad pertengahan. Pada perkembangan
berikutnya,Universitas al-Qarawiyyin dikembangkan menjadi universitas Islam dengan
model Barat, seperti halnya Universitas al-Zaitunah di Tunis Kini universitas
yang terletak di Fez itu dapat dipandang sebagai model bagi demokratisasi
pendidikan di universitas Islam.
C.
Universitas Cordova di Andalusia[8]. Universitas ini merupakan
peningggalan yang paling cemerlang di antara warisan Daulah Umayyah di
Andalusia adalah Masjid Jami’ Cordova. Masjid itu dibangun tahun 786 M/170 H.
oleh ‘Abd al-Rahman al-Dakhil. Kemudian, secara bertahap, masjid tersebut
berkembang menjadi universitas yang megah. Namun, kemegahan itu hilang setelah
Raja Ferdinando III mengubahnya menjadi gereja pada tahun 1236 M. Perubahan
secara paksa itu tentunya merupakan peristiwa yang paling menyedihkan dalam
sejarah pendidikan Islam
D.
System
Pendidikan dan Kontribusi Intelektual Universitas Islam
Perkembangan ilmu pengetahuan dalam
dunia islam diabad pertengahan jelas didukung oleh adanya kekuatan system
pendidikan islam yang integral dan dinamisa. Sehingga mampu menghasilkan
cendekiawan-cendekiawan besar pada hampir di segala bidang keilmuan. Hal inilah
yang pada akhirnya dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap perkembangan
ilmu pengetahuan di masa-masa selanjutnya terutama di barat. Disamping itu,
dinamikan yang demikian masih terbungkus dengan akhlak islami yang
diperlihatkan, baik oleh guru maupun muridnya. Inilah sesungguhnya kekuatan dan
fleksibelitas pendidikan islam abad pertengahan yang demikian kondusif bagi
pengembangan pertahanan peradaban umat manusia.
Perkembangan
ilmu pengetahuan yang dihasilkan oleh para ilmuan muslim telah melahirkan karya
besar diberbagai bidang keilmuan yang menjadi referensi bagi ilmuan barat pada
masa selanjutnya. Di antara salah satu karya-karya tersebut adalah dibidang
pendidikan[9],
yaitu: Ghabus Namah (kumpulan nasihat
moral dan pendidikan) oleh Amir Kaikawus Ibn Iskandar Ibn Ghabus’i Washmgir Ibn
Ziar, Syiyarat Namah (buku politik
pemerintah) oleh Zinam Al-Mulk, Gulistan
dan Bustan (tentang moral dan keadilan) oleh Sa’di, Fatihat Al-Ulum (tentang persoalan-persolan seputar keutamaan
ilmu pengetahuan) oleh Al-Ghazali, dan sebagainya.
Kontribusi intelektual islam dalam
hal keilmuan tidak terbatas di dalam bidang pendidikan saja. Kontribusi
intelektual islam juga meliputi bidang-bidang keilmuan lainnya[10],
seperti :
1. Astronomi
Dalam
literatur islam astronom disebut ilmu falak. Bidang ilmu ini merupakan bidang ilmu
yang paling menarik para ilmuan muslim disamping bidang ilmu matematika. Hal
ini disebabkan karena kedua bidang ilmu tersebut sangat mendukung peribadatan
islam, seperti dalam menentukan awal dan akhir bulan ramadhan, hari raya idul
fitri, hari raya idul adha, dan sebagainya. Diantara para ahli astronomi muslim
yang tersohor adalah: Al-Batani (Ia termasuk dalam 20 besar ahli astronomi
penting dunia), Abul Wefa (Ia orang yang menemukan kemiringan bulan), Hassan
Ibn Haitam (penemu optic yang menjadi dasar teropong Roger Bacon dan Kepler,
dan sebagainya.
2. Matematik
Ilmu
matematika dalam bahasa arab disebut aljabar (perhitungan), sedangkan istilah
algoritme adalah berasal dari nama penemunya yaitu Al-Khawarizmi, yang memiliki
nama lengkap Muhammad bin Musa bin Khawarizmi. Ia merupakan salah satu ahli
matematika muslim terkenal di masa khalifah Al-Mamun, yang menulis buku aljabar
yang berjudul Al-Jabr Wal Makalala (perhitungan dan symbol).
3.
Fisika
Ilmu
fisika juga berhubungan erat dengan ilmu astronomi. Sehingga karya-karya
tentang optic yang ditemukan oleh Hassan Ibn Haitam (965-1039 M) dijadikan
dasar bagi bangunan ilmu fisika, yakni dasar bagi Bacon dan Kepler dalam
penemuan Teropong, Teleskop maupun Mikroskop dan dasar dari Fotografi.
4.
Kimia
Meskipun
bangsa yunani telah mengenal sejumlah zat kimia, namun mereka tidak tahu
apa-apa mengenai subtansi unsure-unsur zat kimia, seperti: Alkohol, Asam
Sulfur, Acqua Regina, Maupun Asam Nitrat. Orang arablah yang menemukan itu
semua, yang bersamaan dengan penemuan Potasium, Asam Moniak, Nitrat Perak,
Sublimat korosif, dan Preparasi Mercuri. Maka, tidak heran jika berbagai
istilah penting dalam kimia juga berasal dari bahasa arab, seperti; Alkohol,
Alembrik, Alkali, Eliksir, dan Kimia itu sendiri. Salah satu ilmuan muslim
dibidang kimia adalah Abu Musa Jakfar Al-Kufi.
5. Hayat Ilmu
Dalam
bidang ilmu hayat, bangsa arab tidak berpuas diri dengan hasil dari
penerjemahan karya-karya bangsa yunani. Bangsa arab pun melakukan kajian dan
observasi sendiri secara intensif. Sehingga tidak heran jika mereka berhasil
memperkaya daftar macam-macam tumbuhan yang tercantum dalam “Daftar Dioscorides” yang berisi sekitar
2000 spesies. Farmapodia atau sejenis ensiklopedia tetumbuhan obat yang disusun
bngsa arab muslim berisi berbagai macam tumbuhan dan bahan-bahan obat yang
belum di kenal bangsa yunani, seperti: kaper, daun senna, tamarin, kasia, dan
mauna.
6. Kedokteran
Salah
seorang ahli kedokteran muslim yang sangat terkenal di dunia barat adalah Abu
Ali al-Hussein Ibn Abdallah Ibn Sina, yang lebih dikenal sebagai Ibnu Sina atau
Avicenna. Bukunya yang berjudul Canun
Fi’l Tib atau petunjuk tentang kedokteran, diterbitkan dalam bahasa arab di
Roma pada tahun 1953. Buku tersebut berisi tentang 5 hal, yaitu fisiologi,
kebersihan, patologi , pengambilan terapi, dan materi pengobatan. Selain itu
Ibn zohr juga merupakan salah seorang ahli kedokteran yang terkenal karena
dialah yang telah memperkenalkan aspek hukum dalam observasi bidang kedokteran
dan ia juga menemukan bahwa kekeuatan dari jenis penyakit tertentu. Kemudian
Ibn Nafis dari siria yang pada tahun 1289 telah berhasil mempertontonkan sistem
sirkulasi darah secara akurat, tiga ratus tahun sebelum Servert, seorang dokter
kebangsaan Portugis yang selama ini dianggap sebagai penemu pertama.
7. Filsafat
Ibn
Sina atau Avicenna juga merupakan seorang ahli filsafat. Ia telah membentuk
sistem keilmuan dan pandangan filsafat skolastiknya secara gamblang. Adapun
karya-karya utamanya adalah Kitab Al-Shifa
(buku tentang kesehatan), Al-hidayah
Fi’il Hikinat (Petunjuk ke arah ke bijaksanaan), Kitab Al- Isharat Wa’l Tanbihat ( pegangan bagi pengajaran dan
peringatan) dsb. Upaya penerjemahan karya-karyanya dimulai sejak abad XII dan
semanjak itu pula lah pikiran-pikirannya menyeruak ke para pemikir eropa. Sementara
itu Abdul Wahid Muhammad Ibn Rushd atau Averroes dalam banyak hal lebih
berpengaruh ketimbang Avicenna, berkat bukunya yanng mengomentari karya
filsafat aristoteles.
8. Sastra
Para
ilmuan muslim juga memberikan kontribusi yang besar terhadap dunia Barat di
bidang sastra. Hal ini terbukti dari hasil kajian Asian Palacios atas
karya-karya surealism dalam islam dan atas buku La Devina Comedia karya Dante Aleghery yang menyimpulkan bahwa
Dante telah mendapat pengaruh yang besar dari karya mistik muhyidin Ibn Arabi
maupun penyair buta Abul Ala Al-Maari. Sedangkan novel bernilai filsafat dari
Ibn Tufail, Hayy Ibn Haqzan ( hidup
sang putra waspada) telah diterjemahkan ke dalam bahasa latin oleh Edward
Pococke pada tahun 1671 dan buku inilah yang mengilhami Daniel Defoe dengan
kisahnya Robinson Crusoe.
9. Geografi dan Sejarah
Orang
arab dikenal gemar mengarungi ruang dan waktu yang relatif luas dalam
melaksanakan perdagangan antar kawasan maupun antar pulau dan antar benua. Oleh
karena itu mereka harus menguasai geografi maupun sejarah setiap kawasan yang
akan di jelajahi. Hal inilah yang menjadi latar belakang buat mereka untuk
menekuni ilmu-ilmu geografis maupun sejarah. Dalam bukunya yang berbahasa
inggris berjudul Golden Pastures,
Hasan Ali Al-Masudi memaparkan gambaran lengkap tentang setiap negeri yang
pernah dikunjunginya pada pertengahan abad ke-10. Bahkan sejarah menunjukkan
bahwa selama lebih dari tiga abad para ahli kartografi Eropa senantiasa
mengutip karya-karya geografi muslim, seperti karya Nasrudin Tusi maupun hasil
observasi Al-Koshaji yang telah berhasil menuyusun hasil petualangannya di Cina
dan mengoreksi perhitungan garis lintang bumi maupun ukuran bumi. Sedangkan di
bidang sejarah, Ibn Miskawaih merupakan seorang sejarawan muslim terkenal yang
meninggal pada tahun 1030. Dalam bukunya yang berjudul tajarib Al-Umam ( pengalaman bangsa), ia memaparkan kisah sejarah
tentang persia dan Arab sampai dengan masa hidupnya dan menyatakan bahwa
penyerbuan Arab atas Persia telah terjadi sejak jauh sebelum islam lahir.
10. Sosiologi dan Ilmu politik
Ibn
Khaldun (1332-1406 M) merupakan pemikir filsafat sosiologi dan sejarah yang
terkenal dalam peradaban barat. Salah satu bukunya yang disebut sebagai
Prolegomena membahas refleksi umum sejarah manusia dan berbagai macam peradaban
manusia sebagai hasil dari perbedaan iklim, kehidupan kaum pengembara maupun
yang telah menetap dan istiadat atau latar belakang peradaban yang berbeda,
termasuk kelembagaan sosial, ilmu pengetahuan dan seni yang mereka kembangkan.
Sementara, Al-farabi menulis buku yang sangat terkenal tentang filsafat polotik
yang beerjudul Madinatul Fadhilah.
Dalam buku tersebut, ia menyatakan bahwa pemimpin suatu negara harus mampu memberikan
jaminan agar penduduknya mencapai kehidupan yang sejahtera baik di dunia maupun
di akhirat. Untuk itu negara harus di pimpin oleh seorang kepala negara yang
memiliki kualitas sempurna, yakni: 1) Tinggi kecerdasannya; 2) kuat ingatan; 3)
fasih berbicara; 4) rajin bekerja; 5) sederhana; 6) luhur budi; 7) adil; 8)
teguh pendirian dan 9) konsisten dalam niat berprestasi.
11. Arsitektur dan Seni Rupa
Arsitektur
muslim tampak dalam bentuk istana maupun masjid yang gemerlapan yang dikemudian
hari berpengaruh pada seni bangunan gereja pada abad pertengahan di eropa.
Seperti pengaruh arsitektur masjid di Cordova terhadap gereja katedral Notre
Dane du Puy dalam wujud lengkungan susun tiga, cuping ganda, lengkungan sepatu
kuda maupun unsur dua warna yang merupakan ciri masjid di cordova.
12. Music
Seorang
musikus muslim bernama Abul hasan Ali Ibn Nafis atau sering dipanggil Ziriyab
telah mendirikan konservatorium musik-musik Andalusia. Sejak itu teori musik
mulai dikembangkan oleh Al-farabi, yang menulis kitab Al-Musiki(pegangan musik), dan dengan menggunakan prinsip-prinsip
ilmu matematika dan fisika para penulis musik mampu memberi penjelasan secara
ilmiah tentang suara dan bagaaimana mendorong pembuatan instrumen musik lebih
lanjut, seperti gitar, seruling, tambur, prototipe piano, organ dan sebagainya
diperkenalkan ke semenanjung Iberia dan Eropa Barat.
Dalam
bukunya Samsul Nizar[11]
juga menjelaskan kontribusi intelektual islam terhadap dunia barat, yaitu :
1. Memperkaya
kurikulum pendidikan barat khususnya diwilayah eropa barat laut yang muncur
karena adanya proses penerjemahan karya-karya umat islam diberbagai bidang
ilmu. Diantara karya-karya yang ditejemahkan ialah, karya Avicena (Ibnu Sina)
dibidang ilmu kedokteran, bahkan karya Ibnu Sina digunakan sebagai teks utama
dilembaga pendidikan barat sampai abad ke-17.
2. Telah
diperkenalkannya system notasi dan desimal oleh para ilmuan muslim ke dunia
barat.
3. Umat
islam telah memberikan model bentuk rumah sakit, sanitasi, serta makanan yang
sehat dan bergizi kepada barat.
4. Umat
islam telah membidani lahirnya gerakan-gerakan yang sangat berpengaruh terhadap
kemajuan dunia barat, yakni:
a. Renaissance
(kebangkitan kembali), awalnya kebudayaan Renaissance adalah kebudayaan Yunani
klasik pada abad ke-14 M, mula-mula di Italia, Kemudian merambat keseluruh
Eropa.
b. Gerakan
pembaharuan agama Kristen mulai abad ke-8 M dan memuncak pada abad ke-16 M
dengan reformator-reformator: Luther, Zwingli, dan Calvin.
c. Rasionalisme
pada abad ke-17 M yang dipimpin oleh duatokohnya Rane Dascartes (1596-1650)
dari inggris dan John Locke (1632-1704) dari Perancis.
d. Aufklarung
(Pencerahan), pada abad ke-18, tokoh-tokohnya yaitu: Voltaire (1698-1778), D.
Diderot (1713-1784), Baronde Montrsque (1689-1775), dari Perancis, G. W.
Leibniz (1646-1716) dari Jerman, dan M. V. Lomonossov (1711-1765) dari Rusia.
fakta sejarah menyatakan bahwa universitas Islam pada abad
pertengahan mempunyai kontribusi yang besar bagi pengembangan dunia intelektual
masyarakat Muslim secara keseluruhan. Kontribusi itu tidak terlepas dari tiga
fungsi perguruan tinggi, yaitu sebagai Pewaris kebudayaan, sebagai fasilitator
bagi perkembangan individu dan sebagai pelayanan umum
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Nakosteen
Mehdi, Kontribusi Islam Atas Dunia
Intelektual Barat: Diskrepsi Analisis Abad Keemasan Islam, Surabaya:
Raiasalah Gusti,1996,
2. Nizar Samsul, Sejarah dan Pergolakan Pemikiran Pendidikan Islam, Jakarta, Quantum
Teching, 2005,
3. Fauzan, Suwito, Sejarah Sosial Pendidikan Islam,
Jakarta, 2005, Prenada Media Group
4. Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta, Grafindo Persada, 1998,
5. http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2222827-sejarah-perkembangan-pendidikan-tinggi-islam/(
di download pada hari senin 30 april 2012)
6. Stanton Charles Michael, Pendidikan Tinggi Dalam Islam, Jakarta,
logos publishing house, 1994
7. http,www. Transformasi dan kontribusi
Intelektual Islam Atas Dunia Barat.com (di download pada hari senin 30 april
2012)
[1] Nakosteen , Mehdi, Kontribusi Islam
Atas Dunia Intelektual Barat: Diskrepsi Analisis Abad Keemasan Islam, Surabaya:
Raiasalah Gusti,1996, hal 15
[2] Nizar Samsul, Sejarah dan Pergolakan Pemikiran Pendidikan Islam,
Jakarta, Quantum Teching, 2005, hal 22
[3] ibid
[4] Fauzan, Suwito, Sejarah Sosial
Pendidikan Islam, Jakarta, 2005, Prenada Media Group, hal 179
[5] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta, Grafindo Persada,
1998, hal 282.
[6] http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2222827-sejarah-perkembangan-pendidikan-tinggi-islam/( di download pada hari
senin 30 april 2012)
[7] Ibid.
[8] Ibid
[9] Stanton Charles Michael, Pendidikan Tinggi Dalam Islam, Jakarta,
logos publishing house, 1994, hal 209
[10] http,www. Transformasi dan kontribusi Intelektual Islam Atas Dunia
Barat.com (di download pada hari senin 30 april 2012)
[11] Nizar samsul, ob cit, hal 29
0 komentar:
Posting Komentar